Jakarta, CyberNews. Presiden Amerika Serikat George W Bush berencana ke Indonesia akhir November 2006, dan Polri menganggap sesuatu hal lumrah jika Pemerintah AS menginginkan pengamanan lebih dari yang diberlakukan Indonesia terkait dengan rencana kunjungan tersebut. "Saya kira untuk mereka, ya wajar-wajar saja. Karena memang ancamannya, ya kita tahu. Kitapun membantu juga supaya mereka merasa aman," kata Kapolri Jenderal Sutanto di Istana Negara, Jakarta, Rabu malam.
Sutanto menjawab pertanyaan wartawan, apakah Polri melihat adanya unsur permintaan yang berlebihan dari pihak AS dalam hal pengamanan terhadap Presiden Bush yang dikabarkan akan melakukan kunjungan di Indonesia hanya sekitar enam jam itu. Kapolri hanya mengindikasikan bahwa pihak kepolisian akan mengupayakan penambahan personel pasukan keamanan saat Bush nanti berkunjung ke Indonesia. "Tentu akan kita cukupi untuk bisa meng`cover` dengan baik," katanya ketika ditanya apakah ada penambahan personel pasukan keamanan di sekitar Bogor, Jawa Barat.
Istana Bogor disebut-sebut akan menjadi tujuan Bush di Indonesia dalam rangka melakukan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Secara umum, Sutanto mengatakan, pengamanan kedatangan Presiden Bush ke Indonesia akan dilakukan seperti biasanya yang diberikan kepada para pemimpin dunia lain yang berkunjung ke Indonesia.
"Kita siapkan tentunya sebagaimana kunjungan kepala-kepala negara yang lain. Kita siapkan sehingga kunjungannya selama di Indonesia dapat kita laksanakan dengan baik, jangan terjadi apapun," ujarnya.
Juru Bicara Deplu RI Desra Percaya pada Selasa (3/10) telah membenarkan adanya rencana kunjungan Bush ke Indonesia. Namun, tanggal pasti kedatangan Bush menurutnya masih dimatangkan oleh pemerintah kedua negara.
Jubir hanya menyebutkan bahwa Bush kemungkinan datang ke Indonesia setelah pertemuan APEC di Vietnam pada 18-20 November 2006. Belum diketahui agenda apa saja yang akan dibahas oleh Presiden Bush dan Presiden Yudhoyono dalam rencana pertemuan mereka pada November tersebut. ( ant/cn09 ) Helipad di Kebun Raya untuk Kunjungan Bush Ganggu Konservasi
Membangun landasan helikopter atau lebih dikenal sebagai helipad yang didirikan di lapangan Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor (KRB) untuk menyambut kedatangan Presiden Amerika George W Bush mengganggu konservasi.Hal itu diungkapkan oleh anggota DPR Alvin Lee menanggapi persiapan kedatangan Presiden AS di Indonesia dimana pertemuan dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono akan dilangsungkan di Istana Bogor dan untuk mempermudah transportasi, Indonesia menyediakan helipad bagi Presiden Bush di KRB yang lokasinya bisa ditempuh dengan berjalan kaki ke Istana Bogor. Adapun pertemuan yang diperkirakan akan berlangsung 10 jam tersebut akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan soft power. Pertemuan akan mendorong kerjasama bilateral Indonesia-AS lebih luas, terutama bidang kesejahteraan rakyat, misalnya upaya mencapai Milenium Development Goals (MDG’s), pelayanan kesehatan dan pendirikan. Dengan kata-kata lain yang berkaitan dengan soft power,” ujar Menlu Indonesia Hasan Wirayuda usai rapat kabinet, Senin (6/11). Sebagai anggota DPR, Alvin Lee merasa bahwa itu adalah bagian dari tugas negara untuk menghormati kedatangan tamu negara, namun pembuatan helipad di tempat konservasi alam, seperti kebun raya sangatlah mengganggu dan merusak lingkungan. “Mungkin bisa dipikirkan cara lain untuk mendarat dekat Istana Bogor,” tukasnya. Karena itu, dia mengajak segenap aktivis lingkungan memprotes persoalan tersebut.Sementara di KRB sendiri Puluhan pekerja, Minggu, tampak mulai membersihkan dan meratakan tanah dengan menggunakan alat berat. Lempengan besi sebagai bahan dasar untuk pembuatan helipad sudah mulai berdatangan di PKT-KRB yang berada di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu. Proyek pembuatan helipad menjadi pusat perhatian ratusan pengunjung KRB yang melintas di kawasan tersebut. Pembuatan helipad ini dilakukan setelah beberapa hari sebelumnya beberapa helikopter TNI Angkatan Udara (AU) melakukan uji coba pendaratan di lokasi itu.Beberapa pohon di lokasi helipad juga telah dibersihkan dengan cara memotong ranting-ranting yang telah lapuk agar tidak mengganggu pendaratan helikopter. Seorang kepala proyek pembangunan helipad yang tidak mau disebutkan namanya menyatakan tidak bisa memberikan keterangan tentang pembangunan helipad itu dan meminta agar menanyakan langsung pada pihak istana."Anda langsung tanya ke istana saja karena saya tidak bisa memberi komentar," katanya.Pihak KRB sendiri, meski terkesan sangat hati-hati berkaitan dengan hal-ikhwal yang terkait dengan rencana kedatangan Presiden Bush, membenarkan bahwa pembangunan fisik helipad di KRB telah dimulai, bahkan sejak dua hari terakhir. "Ya, memang pembangunan (helipad) telah dilaksanakan sejak dua hari lalu," kata Kabag TU PKT-KRB, Drs H Amas.Hanya saja, saat diminta penjelasan mengenai mengapa akhirnya KRB, yang sebenarnya merupakan pusat konservasi tumbuhan yang dijadikan tempat helipad, Amas menyatakan bahwa pihaknya hanyalah dalam posisi "melaksanakan tugas" bagi keperluan kedatangan kunjungan Presiden Bush itu.Namun, sebuah sumber menyebutkan bahwa pilihan ditetapkannya pembangunan helipad di dalam PKT-KRB -- dan bukan di dalam Istana Kepresidenan Bogor sendiri -- alasannya adalah karena pertimbangan lokasi yang paling dekat dengan istana. "Sejauh yang saya ketahui, kalau di dalam Istana Kepresidenan Bogor, saat helikopter mendarat akan menimbulkan kebisingan rusa-rusa di dalamnya dan membuat stres satwa itu, dan akan membuat beterbangan dedaunan yang ada," kata sumber itu. Dengan pertimbangan tersebut, akhirnya PKT-KRB LIPI, yang sebenarnya adalah kawasan konservasi tumbuhan itu akhirnya "dikorbankan" untuk pembangunan helipad itu bagi kunjungan Presiden AS itu. (sahabat walhi)
Sutanto menjawab pertanyaan wartawan, apakah Polri melihat adanya unsur permintaan yang berlebihan dari pihak AS dalam hal pengamanan terhadap Presiden Bush yang dikabarkan akan melakukan kunjungan di Indonesia hanya sekitar enam jam itu. Kapolri hanya mengindikasikan bahwa pihak kepolisian akan mengupayakan penambahan personel pasukan keamanan saat Bush nanti berkunjung ke Indonesia. "Tentu akan kita cukupi untuk bisa meng`cover` dengan baik," katanya ketika ditanya apakah ada penambahan personel pasukan keamanan di sekitar Bogor, Jawa Barat.
Istana Bogor disebut-sebut akan menjadi tujuan Bush di Indonesia dalam rangka melakukan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Secara umum, Sutanto mengatakan, pengamanan kedatangan Presiden Bush ke Indonesia akan dilakukan seperti biasanya yang diberikan kepada para pemimpin dunia lain yang berkunjung ke Indonesia.
"Kita siapkan tentunya sebagaimana kunjungan kepala-kepala negara yang lain. Kita siapkan sehingga kunjungannya selama di Indonesia dapat kita laksanakan dengan baik, jangan terjadi apapun," ujarnya.
Juru Bicara Deplu RI Desra Percaya pada Selasa (3/10) telah membenarkan adanya rencana kunjungan Bush ke Indonesia. Namun, tanggal pasti kedatangan Bush menurutnya masih dimatangkan oleh pemerintah kedua negara.
Jubir hanya menyebutkan bahwa Bush kemungkinan datang ke Indonesia setelah pertemuan APEC di Vietnam pada 18-20 November 2006. Belum diketahui agenda apa saja yang akan dibahas oleh Presiden Bush dan Presiden Yudhoyono dalam rencana pertemuan mereka pada November tersebut. ( ant/cn09 ) Helipad di Kebun Raya untuk Kunjungan Bush Ganggu Konservasi
Membangun landasan helikopter atau lebih dikenal sebagai helipad yang didirikan di lapangan Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor (KRB) untuk menyambut kedatangan Presiden Amerika George W Bush mengganggu konservasi.Hal itu diungkapkan oleh anggota DPR Alvin Lee menanggapi persiapan kedatangan Presiden AS di Indonesia dimana pertemuan dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono akan dilangsungkan di Istana Bogor dan untuk mempermudah transportasi, Indonesia menyediakan helipad bagi Presiden Bush di KRB yang lokasinya bisa ditempuh dengan berjalan kaki ke Istana Bogor. Adapun pertemuan yang diperkirakan akan berlangsung 10 jam tersebut akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan soft power. Pertemuan akan mendorong kerjasama bilateral Indonesia-AS lebih luas, terutama bidang kesejahteraan rakyat, misalnya upaya mencapai Milenium Development Goals (MDG’s), pelayanan kesehatan dan pendirikan. Dengan kata-kata lain yang berkaitan dengan soft power,” ujar Menlu Indonesia Hasan Wirayuda usai rapat kabinet, Senin (6/11). Sebagai anggota DPR, Alvin Lee merasa bahwa itu adalah bagian dari tugas negara untuk menghormati kedatangan tamu negara, namun pembuatan helipad di tempat konservasi alam, seperti kebun raya sangatlah mengganggu dan merusak lingkungan. “Mungkin bisa dipikirkan cara lain untuk mendarat dekat Istana Bogor,” tukasnya. Karena itu, dia mengajak segenap aktivis lingkungan memprotes persoalan tersebut.Sementara di KRB sendiri Puluhan pekerja, Minggu, tampak mulai membersihkan dan meratakan tanah dengan menggunakan alat berat. Lempengan besi sebagai bahan dasar untuk pembuatan helipad sudah mulai berdatangan di PKT-KRB yang berada di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu. Proyek pembuatan helipad menjadi pusat perhatian ratusan pengunjung KRB yang melintas di kawasan tersebut. Pembuatan helipad ini dilakukan setelah beberapa hari sebelumnya beberapa helikopter TNI Angkatan Udara (AU) melakukan uji coba pendaratan di lokasi itu.Beberapa pohon di lokasi helipad juga telah dibersihkan dengan cara memotong ranting-ranting yang telah lapuk agar tidak mengganggu pendaratan helikopter. Seorang kepala proyek pembangunan helipad yang tidak mau disebutkan namanya menyatakan tidak bisa memberikan keterangan tentang pembangunan helipad itu dan meminta agar menanyakan langsung pada pihak istana."Anda langsung tanya ke istana saja karena saya tidak bisa memberi komentar," katanya.Pihak KRB sendiri, meski terkesan sangat hati-hati berkaitan dengan hal-ikhwal yang terkait dengan rencana kedatangan Presiden Bush, membenarkan bahwa pembangunan fisik helipad di KRB telah dimulai, bahkan sejak dua hari terakhir. "Ya, memang pembangunan (helipad) telah dilaksanakan sejak dua hari lalu," kata Kabag TU PKT-KRB, Drs H Amas.Hanya saja, saat diminta penjelasan mengenai mengapa akhirnya KRB, yang sebenarnya merupakan pusat konservasi tumbuhan yang dijadikan tempat helipad, Amas menyatakan bahwa pihaknya hanyalah dalam posisi "melaksanakan tugas" bagi keperluan kedatangan kunjungan Presiden Bush itu.Namun, sebuah sumber menyebutkan bahwa pilihan ditetapkannya pembangunan helipad di dalam PKT-KRB -- dan bukan di dalam Istana Kepresidenan Bogor sendiri -- alasannya adalah karena pertimbangan lokasi yang paling dekat dengan istana. "Sejauh yang saya ketahui, kalau di dalam Istana Kepresidenan Bogor, saat helikopter mendarat akan menimbulkan kebisingan rusa-rusa di dalamnya dan membuat stres satwa itu, dan akan membuat beterbangan dedaunan yang ada," kata sumber itu. Dengan pertimbangan tersebut, akhirnya PKT-KRB LIPI, yang sebenarnya adalah kawasan konservasi tumbuhan itu akhirnya "dikorbankan" untuk pembangunan helipad itu bagi kunjungan Presiden AS itu. (sahabat walhi)
No comments:
Post a Comment