Sepakbola Indonesia memang menghadirkan banyak hal yang bersifat unik. Kadang keunikan ini menjadikan kondisi persepakbolaan di Indonesia memiliki tontonan asyik dan menarik diluar permainan teknis yang disuguhkan. Selain itu banyak juga yang memplesetkan arti beberapa badan yang mengurusi jalannya liga Indonesia, seperti BLI (Badan Liga Indonesia) menjadi (Badan Lupa Ingatan), hal tersebut tercuat lantaran BLI lupa mendaftarkan Juara Liga Indonesia 2005 yaitu Persipura Jayapura dan Juara Copa Dji Sam Soe yaitu Arema Malang ke AFC untuk mengikuti Liga Champion Asia. Ada pula yang memplesetkan arti dari PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) menjadi (Persatuan sepakbola Susah berprestasI) lantaran keadaan teammnas Indonesia yang tak kunjung menuai prestasi malah menjadi ajang bulan-bulanan dan menjadi lumbung goal bagi lawan-lawannya, dan yang lebih memalukan lagi di tingkat Asia Tenggara saja Teamnas kita tidak bisa bicara banyak malah semakin jeblok penampilannya, hal tersebut terbukti di piala AFF 2006 yang berlangsung di Singapura dan Vietnam. Sungguh ironis sekali nasip tim Merah Putih bagaikan Team Garuda yang sedang sekarat. Selain itu Sebagian orang memplesetkan keunikan tersebut dengan memberi contoh Sepakbola Indonesia memiliki keunikan tersendiri sebagai "multi olahraga". Seperti cabang olahraga Triathlon yang menggabungkan beberapa cabang olahraga atletik. Sepakbola Indonesia juga menggabungkan cabang olahraga lain kedalamnya, seperti pencak silat, karate, kungfu, dan lain sebagainya. Hal ini digunakan untuk menyindir pelaku persepakbolaan Indonesia entah pemain, suporter, aparat maupun official team yang menggunakan keahlian beladirinya untuk menganiaya "lawan". Utamanya adalah WASIT. Wasit sering menjadi ajang bulan-bulanan dan menjadi sasaran empuk untuk di aniaya bila keputusan wasit yang kontroversial dan merugikan salah satu pihak. Yang lebih menggelikan lagi dukunpun tak lepas dari dunia olahraga ini. Dukun mulai beraksi sambil membacakan mantra setelah kick off di mulai. Hahaha… sepertinya budaya jawa yang kental akan mistis masih terbawa di dunia olahraga yang popular ini. Itulah beberapa fenomena dan keunikan yang mungkin bisa menggelikan telinga kita. Hal tersebut dapat kita jumpai di pergelaran Liga Indonesia.
Perlu anda ketahui bahwa Liga Indonesia adalah liga terbesar di Dunia. Hal tersebut dapat di lihat dari jumlah peserta yang mencapai 36 team yang terbagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah Barat dan Timur. Selain itu dari jumlah penonton sangat banyak, terbukti hampir di setiap Stadion yang menggelar Liga Indonesia selalu di banjiri penonton dan suporter yang rata-rata jumlahnya mencapai 20-30ribu Suporter di Indonesia sendiri bisa dibilang sangatlah fanatik kadang NYAWA pun jadi taruhannya. Di sisi lain persepakbolaan Indonesia juga mempunya nilai positif yaitu supporter yang terorganisir secara rapi dan mempunyai komunitas tersendiri layaknya rumahtangga. Romantisme sepakbola negeri ini terikat erat dengan getar dan gelegak suporter. Maka tabung dan okestra alat musikpun di usung ke dalam stadion guna membakar semangat para pemain. Lihatlah okestra Pasoepati, Aremania, The Jak, Viking, Slemania, Brajamusti, Snex dan Panserbiru mereka selalu mengumandangkan nyanyian dengan cara mereka mempengaruhi pemain supaya tampil habis-habisan dan trengginas,sesekali menendang nyanyi lawan yang tak lain tujuannya adalah membuat takut sang lawan. Suporter di Indonesia sendiri bisa di bilang suporter yang fanatik. Mereka berani mengorbankan NYAWAnya hanya untuk mendukung team kesebelasannya. Karena ini juga menyangkut tentang identitas dan harga diri. Banyak T-SHIRT dan beberapa Marcandise di perjualbelikan, tujuannya tidak lain hanyalah untuk mempopulerkan dan mempromosikan pada masyarakat umum agar identits mereka bisa dikenal. Selain itu faktor penunjang yang sangat penting adalah peranan media yang fungsinya tidak lain adalah untuk mengenalkan identitas mereka (suporter) dan team kebanggaannya kepada public. Contohnya saja, seorang yang belum mengetahui akan salah satu identitas suporter dan team pujaannya, dengan ditayangkan melalui beberapa media baik itu televisi, internet maupun surat kabar maka secara tidak langsung berita tersebut akan menyebar luas dan dapat di ketahui oleh masyarakat, sama halnya dengan dunia musik. Disini saya akan mengambil contoh group band U2. Beberapa fansberat U2 di berbagai belahan dunia juga mendapat sindrom U2. Banyak anak-anak muda mendengarkan musik yang di bawakan oleh band tersebut dan mereka selalu datang ke konser setiap U2 tampil. Mereka datang dengan mengenakan atribut yang lengkap guna menyambut idola dan sang pujaannya. Selain itu mereka juga meniru gaya hidup mereka mulai dari penampilan gaya hidup dan mereka tergabung dalam suatu komunitas dimana komunitas itu selalu membicarakan tentang kehidupan U2. Ini sama halnya dalan komunitas suporter sepak bola yang selalu membicarakan team pujaannya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa dunia fanatisme adalah dunia yang berlebihan dimana kita terlalu memuja tokoh yang kita idolakan.
No comments:
Post a Comment